Ada berita gembira untuk para pecinta sains dan luar angkasa! China baru saja mencetak sejarah dengan pendaratan kembali wahana antariksa Chang'e 6 yang membawa batuan dan tanah bulan dari sisi jauh Bulan yang belum banyak dijelajahi [bulan sisi jauh].
Chang'e 6 mendarat di Mongolia Dalam, China utara pada hari Selasa sore [pesawat ruang angkasa China mendarat di bulan]. "Dengan ini saya nyatakan misi Eksplorasi Bulan Chang'e 6 telah tercapai dengan sukses," kata Zhang Kejian, Direktur Administrasi Penerbangan Nasional China, dalam konferensi pers yang disiarkan televisi setelah pendaratan.
Para ilmuwan China memperkirakan sampel yang dibawa kembali termasuk batuan vulkanis berusia 2,5 juta tahun dan material lain yang diharapkan dapat menjawab pertanyaan tentang perbedaan geografis di kedua sisi Bulan [sisi jauh bulan berbeda]. Sisi dekat adalah yang terlihat dari Bumi, sedangkan sisi jauh menghadap angkasa luar. Sisi jauh juga dikenal memiliki gunung dan kawah akibat hantaman benda langit, kontras dengan hamparan yang relatif datar di sisi dekat.
Wahana Chang'e 6 mendarat di Cekungan Kutub Selatan-Aitken Bulan, kawah akibat hantaman benda langit yang terbentuk lebih dari 4 miliar tahun lalu. Sampel yang diharapkan para ilmuwan kemungkinan berasal dari lapisan berbeda di cekungan tersebut, yang akan menyimpan jejak peristiwa geologi yang berbeda sepanjang sejarahnya, seperti saat Bulan masih muda dan memiliki interior aktif yang dapat menghasilkan batuan vulkanis.
Sebelumnya, misi Amerika Serikat dan Uni Soviet telah mengumpulkan sampel dari sisi dekat Bulan, namun misi China ini adalah yang pertama yang berhasil mengumpulkan sampel dari sisi jauh. "Ini adalah yang pertama kalinya secara global dimana manusia bisa lepas landas dari sisi jauh Bulan dan membawa kembali sampel," ujar Richard de Grijs, profesor astrofisika di Macquarie University, Australia.
Program Bulan China merupakan bagian dari persaingan yang terus berkembang dengan Amerika Serikat - yang masih menjadi pemimpin dalam eksplorasi ruang angkasa - dan negara lain, termasuk Jepang dan India. China telah menempatkan stasiun luar angkasa mereka sendiri di orbit dan secara rutin mengirim awak ke sana.
Pemimpin China, Xi Jinping, mengirimkan pesan ucapan selamat kepada tim Chang'e, mengatakan bahwa ini adalah "pencapaian penting dalam upaya negara kita untuk menjadi kekuatan luar angkasa dan teknologi."
Wahana antariksa Chang'e 6 meninggalkan Bumi pada 3 Mei dan perjalanannya memakan waktu 53 hari. Wahana tersebut telah mengebor inti dan mengambil batuan dari permukaan Bulan.
Sampel tersebut "diharapkan dapat menjawab salah satu pertanyaan ilmiah paling fundamental dalam penelitian sains Bulan: aktivitas geologi apa yang bertanggung jawab atas perbedaan antara kedua sisi?" kata Zongyu Yue, ahli geologi di Akademi Ilmu Pengetahuan China, dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan di Innovation Monday, jurnal yang diterbitkan bekerja sama dengan Akademi Ilmu Pengetahuan China.
China dalam beberapa tahun terakhir telah meluncurkan beberapa misi sukses ke Bulan, mengumpulkan sampel dari sisi dekat Bulan dengan wahana Chang'e 5 sebelumnya.
Mereka juga berharap wahana tersebut dapat kembali dengan material yang mengandung jejak hantaman meteorit dari masa lalu Bulan. Material tersebut dapat menjelaskan tentang masa awal tata surya. Ada teori yang menyebutkan bahwa Bulan bertindak seperti semacam penyedot debu, menarik semua meteorit dan puing-puing di era awal tata surya sehingga tidak menghantam Bumi, kata de Grijs, yang juga Direktur Eksekutif di Institut Sains Luar Angkasa Internasional - Beijing.
China telah menyatakan rencana untuk berbagi sampel tersebut dengan ilmuwan internasional, meskipun mereka tidak menyebutkan secara detail negara mana saja.