Korea Selatan Bantah Klaim Sukses Uji Coba Rudal Multiple-Warhead Korut!

 


Militer Korea Selatan membantah klaim Korea Utara yang menyatakan uji coba rudal multiple-warhead mereka berjalan sukses. Bukti berupa video yang menunjukkan rudal tersebut meledak di udara pun turut diungkapkan pada hari Jumat.

Rekaman video yang diambil oleh unit pengintai garis depan memperlihatkan rudal tersebut berputar di jalur penerbangan abnormal sebelum hancur berkeping-keping.

"Diduga ketidakstabilan penerbangan inilah yang menyebabkan rudal tersebut meledak," kata pejabat Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JCS) dalam konferensi pers tertutup bersama wartawan.

Sebelumnya pada Kamis, Korea Utara mengklaim telah berhasil melakukan uji coba rudal multiple-warhead pertama mereka sehari sebelumnya.

Teknologi tersebut, dikenal sebagai Multiple Independently Targetable Re-entry Vehicles (MIRV), lebih sulit untuk diatasi dibandingkan rudal tradisional. MIRV sendiri termasuk dalam daftar keinginan pengembangan senjata lima tahunan yang diumumkan oleh pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, pada kongres partai Januari 2021 lalu.

Menurut Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) yang dikelola pemerintah, uji coba tersebut "dilakukan dengan menggunakan mesin tahap pertama dari rudal balistik berbahan bakar padat jarak menengah."

Pejabat JCS mengatakan, gambar yang dirilis oleh media pemerintah Korea Utara justru terlihat seperti rudal balistik antar benua yang bentuknya mirip dengan Hwasong-17, yang pernah diuji coba pada Maret 2023.

"Setelah dianalisis lebih lanjut, baik Seoul [Korea Selatan] maupun Washington menyimpulkan bahwa klaim uji coba sukses Korea Utara adalah 'penipuan dan pembohongan untuk menutupi kegagalan'," kata pejabat tersebut.

"Ke depannya, Korea Utara diperkirakan akan mencoba kembali meluncurkan rudal yang gagal kali ini," tambah sang pejabat. "Oleh karena itu, militer kami terus memantau perkembangan lanjutan dengan cermat."

Uji coba rudal tersebut terjadi di tengah meningkatnya kekhawatiran internasional atas perjanjian pertahanan bersama yang ditandatangani oleh Korea Utara dan Rusia selama kunjungan Presiden Rusia Vladimir Putin ke Pyongyang pekan lalu.

Pada hari Kamis, Korea Selatan menjatuhkan sanksi independen pada empat kapal Rusia dan delapan individu Korea Utara karena terlibat dalam perdagangan senjata dan bahan bakar ilegal yang melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB.

Lima entitas, termasuk Administrasi Rudal Korea Utara yang bertanggung jawab atas peluncuran minggu ini, juga turut terkena sanksi, demikian disampaikan Kementerian Luar Negeri Korea Selatan dalam siaran pers.

Sementara itu, Kementerian Perdagangan Korea Selatan pada hari Jumat mengatakan akan menambah 243 item baru ke dalam daftar barang yang dilarang ekspor ke Rusia dan Belarusia.

"Barang-barang yang ditambahkan memiliki kemungkinan tinggi untuk penggunaan militer, seperti mesin pemotong dan pemroses logam, suku cadang peralatan mesin, suku cadang perangkat optik, dan sensor," kata kementerian itu dalam siaran pers. Eksportir dapat mengajukan permohonan persetujuan dari pemerintah secara individual.

Dalam beberapa hari terakhir, Korea Selatan telah mengisyaratkan kemungkinan untuk mengirim senjata mematikan ke Ukraina setelah perjanjian pertahanan Rusia-Korea Utara. Pekan lalu, Putin memperingatkan bahwa langkah tersebut akan menjadi "kesalahan besar."

Previous Post Next Post