Biotipe Baru Depresi dan Kecemasan: Pemetaan Otak untuk Pengobatan Lebih Tepat

 


Studi Temukan Enam Kelompok Depresi dan Kecemasan Berdasarkan Kondisi Otak

Dunia kesehatan mental semakin berkembang pesat. Depresi dan kecemasan kini diketahui sebagai gangguan kesehatan mental yang umum terjadi. Namun, pengobatannya seringkali tidak efektif karena perbedaan kondisi pada tiap pasien. Para peneliti kini menemukan cara baru untuk mengelompokkan depresi dan kecemasan berdasarkan kondisi otak, yang diharapkan dapat meningkatkan keberhasilan pengobatan.

Selama ini, diagnosis depresi dan kecemasan didasarkan pada gejala yang dialami pasien. Masalahnya, gejala ini bisa tumpang tindih antara kedua gangguan tersebut. Akibatnya, pengobatan yang diberikan pun tidak selalu efektif.

Penelitian terbaru yang dipublikasikan di Nature Medicine mengusulkan pendekatan berbeda. Para peneliti menggunakan pencitraan resonansi magnetik fungsional (fMRI) untuk melihat fungsi sirkuit otak pada pasien depresi dan kecemasan.

Dengan teknik ini, peneliti berhasil mengelompokkan pasien menjadi enam "biotipe" berdasarkan pola disfungsi sirkuit otak mereka. Biotipe ini tidak selalu sesuai dengan diagnosis depresi atau kecemasan pada umumnya.

Penelitian ini melibatkan sekitar 800 pasien. Para peneliti mengamati aktivitas sirkuit otak pasien saat mereka beristirahat dan mengerjakan tugas tertentu. Selain itu, peneliti juga menilai gejala, perilaku, dan respon pasien terhadap pengobatan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa keenam biotipe ini memiliki pola gejala, performa tes kognitif, dan respon terhadap pengobatan yang berbeda. Misalnya, biotipe dengan aktivitas sirkuit "default mode" yang berlebihan merespon lebih baik terhadap terapi perilaku. Sementara itu, biotipe dengan aktivitas sirkuit "perhatian" yang rendah tidak merespon dengan baik terapi perilaku.

Penelitian ini memberikan harapan baru untuk pengobatan depresi dan kecemasan yang lebih efektif. Dengan mengetahui biotipe pasien, dokter dapat memilih terapi yang paling sesuai dengan kondisi mereka. Meski demikian, penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengkonfirmasi temuan ini.

Previous Post Next Post